Revitalisasi Stasiun Bogor
Terjadinya lonjakan penumpang KRL / komuter di kawasan Jabodetabek tak lain lantaran PT KAI berhasil memberi pelayanan yg memuaskan bagi para pengguna alat transportasi itu.
Metode tiket elektronik, Artis Top Dunia sikap para petugas (di dlm kereta) yg ramah, konsisten menjaga ketertiban dan memprioritaskan penumpang tertentu (ayah dan ibu, ibu hamil, dan penyandang disabilitas), secara tak lantas telah membangun perilaku para penumpang untk tertib dan terbiasa antre, solider, dan peduli pd sesama penumpang. Perilaku keren yg tak terbayangkan sebelumnya.
Sebagai usaha memberi pelayanan prima bagi masyarakat, revitalisasi tiap stasiun perlu terus dilanjutkan. Khusus di Stasiun Bogor, umpamanya, sebab tak adanya tempat duduk dan tempat duduk, maka para calon penumpang terpaksa duduk-duduk di lantai menyerupai para pengungsi korban banjir. Kesannya liar dan awut-awutan. Harus disediakan tempat duduk / tempat duduk supaya para penumpang dpt sejenak beristirahat, berbicara / menunggu seseorang dgn tenang. Hati-anak bisa berlari-larian dgn nyaman, sementara ayah dan bundanya duduk santai sambil minum kopi.
Di samping itu, mengingat jembatan penyeberangan yg disediakan semacam itu mendongak tinggi dan sempit, maka selain para pejalan terpaksa berjejal-jejalan, para manula—tak ada ampun lagi—terjepit dan sengsara. Dengan semacam itu, mesti dipertimbangkan tambahan pintu keluar-masuk stasiun di bagian utara dan timur, supaya para penumpang tak terpusat pd satu pintu masuk-keluar.
MAMAN S MAHAYANA, KP SAWAH PONCOL, BOJONGGDE, BOGOR,
JAWA BARAT
Waktu Tunggu di RS Premier
Aku pemegang kartu Inhealth Platinum No 1001006301655. Dalam dua tahun terakhir secara rutin tiap bulan saya kontrol darah di Rumah Sakit Premier, Jatinegara, Jakarta Timur. Ikut antre mengambil nomor hingga kunjungan dan konsultasi dgn dokter pakar—yakni hal awam terjadi di mana-mana—bisa dikatakan lancar, cepat, dan cukup memuaskan.
Yang sungguh-sungguh mengherankan dan menyebalkan saya—tentu saja hal serupa jg dialami pasien lainnya—yakni waktu tunggu panggilan petugas untk penyelesaian pembayaran di Unit Kerja Farmasi. Waktu yg dibutuhkan antara 20 dan 30 menit, selain mesti antre lagi menunggu orderan obat cocok dgn resep dokter. Ini masih di unit kerja yg sama (farmasi).
Pasien yg banyak itu bisanya bersabar menunggu dipanggil dan dilayani cuma oleh dua petugas. Walaupun, tipe obat yg sama dan dibolehkan oleh Inhealth telah tentu tak perlu dipersoalkan lagi sebab telah tertera di layar komputer.
Tak dapatkah manajemen RS Premier menganalisis ulang progresnya supaya pasien tak perlu menunggu lama (malah ada pasien yg saya lihat sempat tertidur di ruang tunggu)?
T LAMURY, KOMPLEKS PWI KEBON NANAS, JALAN KESADARAN 60A, JAKARTA TIMUR
Mati Sebulan
Telepon rumah kami, 021- 7870197, mati sebulan. Sudah 11 kali laporan keluhan, tetapi sama sekali belum ada perbaikan yg dilakukan pihak Telkom. Anehnya, nomor telepon hal yang demikian menyambung pihak lain di dekat rumah kami.
Bagaimana ni pelayanan Telkom?
HJ TINNY B HIDAYAT, JALAN DURIAN BARAT, KAV POLRI, JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN
Penipuan oleh Kursus Bahasa
Sudah terjadi pembohongan oleh Global Bahasa yg berkedok sebagai institusi pendidikan bahasa asing. Kasus ni terjadi beberapa bulan lalu.
Lembaga yg mengaku untk pendidikan itu timbul dgn bermacam-macam nama, seperti Global Bahasa dan Easy Speak. Mereka buka beberapa cabang: di Mal Taman Palem (buka lima bulan, kemudian tutup); di Mal Daan Mogot (buka tiga bulan, kemudian tutup); dan di Grand ITC Permata Hijau (buka enam bulan, kemudian tutup).
Ada 400-500 ayah dan ibu tertipu, termasuk saya, masing-masing membayar les 12-24 bulan mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 24 juta. Diperkirakan pembohongan itu meraup Rp 4 miliar-Rp 5 miliar.
Dilema ni telah dilaporkan terhadap Polsek Cengkareng dan Polda Metro Jaya, tetapi pelaku pembohongan belum jg tertangkap. Kami sungguh-sungguh menginginkan supaya polisi secepatnya menangkap pelaku hal yang demikian. Jangan hingga ia membentuk klasifikasi baru untk pembohongan berkedok pendidikan. Cuma ganti nama saja.
LIM KHENG HUAT, TAMAN PURI GRISENDA, PENJARINGAN,
JAKARTA UTARA
Versi cetak tulisan ni terbit di harian Alat edisi 16 Juli 2015, di halaman 7 dgn judul \\\"Surat terhadap Redaksi \\\".
Sent from my BlackBerry 10 ponsel on the Telkomsel network.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar